Begini Cara Meningkatkan Mood, Gan!
Begini cara mudah mengembalikan dan meningkatkan dan megembalikan suasana hati atau mood. Cara yang bisa dilakukan adalah dengan berharap bahwa orang lain baik-baik saja.
by
Kang Sodikin
Begini Cara Meningkatkan Mood, Gan!. Musik yang bagus, sepotong cokelat, satu gelas minuman berenergi dapat dijadikan sebagai solusi bagi Anda yang sedang mengalami suasana hati yang buruk (bad mood). Tetapi, dalam satu penelitian teranyar disebutkan cara baru untuk mengembaikan mood adalah dengan berharap bahwa orang lain baik-baik saja.
"Berjalan-jalan dan kemudian menawarkan hal kebaikan kepada orang lain akan mengurangi perasaan cemas dan meningkatkan kepekaan dalam hubungan sosial (social relation). Hal itu merupakan cara mudah dan sederhana yang bisa dlakukan dan tidak membutuhkan banyak waktu. Tentu saja cara tersebut bisa dimasukkan ke dalam catatan aktifitas sehari-hari Anda," jelas Douglas Gentile, Ketua peneliti dalam sebuah studi yang hasil penelitiannya diterbitkan dalam Journal of Happiness Studies.
Tim peneliti melakukan studi atas manfaat dari tiga teknik berbeda dalam suatu penelitian yang dimaksudkan untuk mengurangi kecemasan atau menurunnya mood. Tim peneliti melakukan studi dengan menyuruh mahasiswa untuk berjalan di sekitar gedung selama kurang lebih 12 menit dan diminta untuk mempraktikkan salah satu strategi berikut:
1. Cinta kasih
Mahasiswa selama berjalan-jalan mengitari gedung diminta untuk melihat orang-orang yang mereka temui dan berkata dalam pikirkan mereka, "Saya berharap orang ini bahagia."
Dalam melakukannya, para mahasiswa diperintahkan untuk bersungguh-sungguh dan sebenar-benarnya pada saat mereka memikirkan, "Saya berharap orang ini bahagia."
2. Keterkaitan
Para mahasiswa diminta untuk melihat orang-orang yang mereka temui dan pikirkan tentang bagaimana cara mereka terhubung satu dan yang lainnya. Disarankan supaya mahasiswa memikirkan soal perasaan dan harapan yang bisa mereka bagi bersama atau bahwa mereka bisa mengambil kelas atau mata kuliah yang sama.
3. Perbandingan sosial ke bawah
Mahasiswa disarankan untuk melihat orang yang mereka temui dan berpikir soal bagaimana mereka bisa lebih baik dibandingkan dengan setiap orang yang mereka temui.
Sebagaimana dikutip dari situs Times Of India, penelitian mengenai cara meningkatkan atau mengembalikan mood tersebut juga menyertakan kelompok control, dimana mahasiswa disuruh untuk melihat orang-orang yang ditemui dan fokus terhadap apapun yang mereka lihat bagian di luar, seperti halnya pakaian, tekstur, kombinasi warna, make up, dan juga aksesori.
Baca juga: Fakta : Durian Tidak Mengandung Kolesterol Jahat
Seluruh mahasiswa di teliti sebelum dan sesudah berjalan mengelilingi gedung kampus guna mengukur kecemasan, stres, kebahagiaan, empati, dan keterhubungan (interconecting). Para peneliti selanjutnya memperbandingkan setiap teknik yang digunakan dengan kelompok kontrol dan mendapati mereka yang mempraktikkan rasa cinta kasih atau berharap orang lain merasa lebih bahagia ternyata lebih peduli, terhubung, mempunyai empati, serta kurang cemas (lebih tenang).
Kelompok yang saling terhubung satu sama lain, mereka lebih terhubung dan memiliki empati. Perbandingan sosial yang menurun sama sekali tak menunjukkan manfaat dan bahkan secara signifikan lebih jelek daripada teknik cinta kasih. Sehingga mahasiswa yang membandingkan diri mereka dengan orang lain dengan tidak ada perasaan cinta kasih, kurang empati, peduli dan terhubung maka mereka tidak mempunyai kepedulian, tidak terhubung dan cemas. Tentu hal itu berbeda dengan yang dialami oleh mahasiswa yang memberika harapan baik kepada orang lain.
"Pada pokoknya, perbandingan sosial ke bawah merupakan strategi kompetitif," jelas Sweet.
"Penelitian tersebut bukan untuk mengatakan bahwa itu semua tidak dapat memperoleh manfaat, namun pola pikir kompetitif sekarang ini telah dikaitkan dengan masalah stres, depresi dan kecemasan," sambungnya.
Para peneliti juga melakukan pengamatan tentang bagaimana berbagai macam orang yang menjadi subyek penelitian bereaksi pada semua teknik yang digunakan. Para peneliti berharap bahwa orang-orang yang secara alamiah sadar akan memperoleh manfaat lebih dari teknik cinta kasih, atau orang yang egois bisa jadi akan kesulitan berharap bahwa orang lain bahagia.
"Latihan sederhana tentang bagaimana cara meningkatkan kembali mood dengan metode cinta kasih tentu sangat berharga terlepas dari tipe kepribadian Anda. Memperbesar cinta kasih kepada banyak orang sangat bermanfaat untuk meningkatkan kebahagiaan, mengurangi kecemasan, menumbuhkan empati, dan meningkat perasaan hubungan sosial," jelas Lanmiao He, penulis utama dalam penelitian ini.
Baca juga: NASA Kirim Misi Astronot ke Bulan Tahun 2024
Menurut para peneliti, perbandingan yang dibuat akan bekerja dengan baik apabila kita mempelajari sesuatu atau dengan membuat pilihan. Gentile mencontohkan, sebagai anak-anak, tentu kita belajar dengan cara memperhatikan orang lain dan kemudian memperbandingkan hasilnya dengan diri kita. Tetapi, pada saat menyangkut msalah kesejahteraan, perbandingan tersebut tidak efektif seperti kebaikan cinta, dimana secara konsisten mampu meningkatkan kebahagiaan.
Kesimpulan dari uraian diatas adalah bahwa untuk meningkatkan dan mengembalikan mood, menghilangkan kecemasan, menumbuhkan rasa bahagia dengan cara:
"Berjalan-jalan dan kemudian menawarkan hal kebaikan kepada orang lain akan mengurangi perasaan cemas dan meningkatkan kepekaan dalam hubungan sosial (social relation). Hal itu merupakan cara mudah dan sederhana yang bisa dlakukan dan tidak membutuhkan banyak waktu. Tentu saja cara tersebut bisa dimasukkan ke dalam catatan aktifitas sehari-hari Anda," jelas Douglas Gentile, Ketua peneliti dalam sebuah studi yang hasil penelitiannya diterbitkan dalam Journal of Happiness Studies.
Tim peneliti melakukan studi atas manfaat dari tiga teknik berbeda dalam suatu penelitian yang dimaksudkan untuk mengurangi kecemasan atau menurunnya mood. Tim peneliti melakukan studi dengan menyuruh mahasiswa untuk berjalan di sekitar gedung selama kurang lebih 12 menit dan diminta untuk mempraktikkan salah satu strategi berikut:
1. Cinta kasih
Mahasiswa selama berjalan-jalan mengitari gedung diminta untuk melihat orang-orang yang mereka temui dan berkata dalam pikirkan mereka, "Saya berharap orang ini bahagia."
Dalam melakukannya, para mahasiswa diperintahkan untuk bersungguh-sungguh dan sebenar-benarnya pada saat mereka memikirkan, "Saya berharap orang ini bahagia."
2. Keterkaitan
Para mahasiswa diminta untuk melihat orang-orang yang mereka temui dan pikirkan tentang bagaimana cara mereka terhubung satu dan yang lainnya. Disarankan supaya mahasiswa memikirkan soal perasaan dan harapan yang bisa mereka bagi bersama atau bahwa mereka bisa mengambil kelas atau mata kuliah yang sama.
3. Perbandingan sosial ke bawah
Mahasiswa disarankan untuk melihat orang yang mereka temui dan berpikir soal bagaimana mereka bisa lebih baik dibandingkan dengan setiap orang yang mereka temui.
Sebagaimana dikutip dari situs Times Of India, penelitian mengenai cara meningkatkan atau mengembalikan mood tersebut juga menyertakan kelompok control, dimana mahasiswa disuruh untuk melihat orang-orang yang ditemui dan fokus terhadap apapun yang mereka lihat bagian di luar, seperti halnya pakaian, tekstur, kombinasi warna, make up, dan juga aksesori.
Baca juga: Fakta : Durian Tidak Mengandung Kolesterol Jahat
Seluruh mahasiswa di teliti sebelum dan sesudah berjalan mengelilingi gedung kampus guna mengukur kecemasan, stres, kebahagiaan, empati, dan keterhubungan (interconecting). Para peneliti selanjutnya memperbandingkan setiap teknik yang digunakan dengan kelompok kontrol dan mendapati mereka yang mempraktikkan rasa cinta kasih atau berharap orang lain merasa lebih bahagia ternyata lebih peduli, terhubung, mempunyai empati, serta kurang cemas (lebih tenang).
Kelompok yang saling terhubung satu sama lain, mereka lebih terhubung dan memiliki empati. Perbandingan sosial yang menurun sama sekali tak menunjukkan manfaat dan bahkan secara signifikan lebih jelek daripada teknik cinta kasih. Sehingga mahasiswa yang membandingkan diri mereka dengan orang lain dengan tidak ada perasaan cinta kasih, kurang empati, peduli dan terhubung maka mereka tidak mempunyai kepedulian, tidak terhubung dan cemas. Tentu hal itu berbeda dengan yang dialami oleh mahasiswa yang memberika harapan baik kepada orang lain.
"Pada pokoknya, perbandingan sosial ke bawah merupakan strategi kompetitif," jelas Sweet.
"Penelitian tersebut bukan untuk mengatakan bahwa itu semua tidak dapat memperoleh manfaat, namun pola pikir kompetitif sekarang ini telah dikaitkan dengan masalah stres, depresi dan kecemasan," sambungnya.
Para peneliti juga melakukan pengamatan tentang bagaimana berbagai macam orang yang menjadi subyek penelitian bereaksi pada semua teknik yang digunakan. Para peneliti berharap bahwa orang-orang yang secara alamiah sadar akan memperoleh manfaat lebih dari teknik cinta kasih, atau orang yang egois bisa jadi akan kesulitan berharap bahwa orang lain bahagia.
"Latihan sederhana tentang bagaimana cara meningkatkan kembali mood dengan metode cinta kasih tentu sangat berharga terlepas dari tipe kepribadian Anda. Memperbesar cinta kasih kepada banyak orang sangat bermanfaat untuk meningkatkan kebahagiaan, mengurangi kecemasan, menumbuhkan empati, dan meningkat perasaan hubungan sosial," jelas Lanmiao He, penulis utama dalam penelitian ini.
Baca juga: NASA Kirim Misi Astronot ke Bulan Tahun 2024
Menurut para peneliti, perbandingan yang dibuat akan bekerja dengan baik apabila kita mempelajari sesuatu atau dengan membuat pilihan. Gentile mencontohkan, sebagai anak-anak, tentu kita belajar dengan cara memperhatikan orang lain dan kemudian memperbandingkan hasilnya dengan diri kita. Tetapi, pada saat menyangkut msalah kesejahteraan, perbandingan tersebut tidak efektif seperti kebaikan cinta, dimana secara konsisten mampu meningkatkan kebahagiaan.
Kesimpulan dari uraian diatas adalah bahwa untuk meningkatkan dan mengembalikan mood, menghilangkan kecemasan, menumbuhkan rasa bahagia dengan cara:
- selalu berarap orang lain bahagia
- selalu terhubung dengan orang lain (mempunyai jiwa sosial)
- selalu "memandang kebawah", yaitu menyadari bahwa untuk dapat menikmati hidup kita harus selalu melihat orang dengan nasib yang lebih buruk dari kita. Bukan sebaliknya, melihat orang yang nasib baiknya berada di atas kita.
Tags
Kang Sodikin
Seorang blogger pemula dan penggemar fotografi makro. Belakangan, meski terbilang terlambat, sejak tahun 2017 mulai menekuni dunia blogging. Kang Sodikin suka berbagi informasi tentang banyak hal. Pengalaman pribadi dan dari hasil baca-baca dishare melalui blog sodikin.com ini. Mempunyai motto hidup "sekecil apapun, hidup harus memberi manfaat kepada orang lain"
Silahkan berkomentar dengan bijak. Semoga komentar Anda berdampak pada kebaikan.
Komentar